CNNBANTEN.ID LEBAK– Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, mencatat terdapat 789 hektar lahan persawahan di Lebak mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut, di antaranya terdapat di tiga kecamatan yaitu Malingping, Wanasalam, dan Kecamatan Maja. Saat ini dinas terkait berupaya meminimalisir kekeringan tersebut dengan menggunakan pompa dan mendistribusikan selang.
Kepala Dishutbun Lebak Dede Supriatna mengatakan, kekeringan tersebut dampak dari rendahnya curah hujan serta sejumlah irigasi yang bermasalah dan wilayah kekeringan. Kondisi terparah saat ini terdapat di wilayah selatan seperti Wanasalam dan Malingping, dan utara yaitu Kecamatan Maja. “Terkena kekeringan, seluas 739 hektar di dua kecamatan (Wanasalam dan Malingping-red), dan 50 hektar di Kecamatan Maja,” kata Dede Supriatna, Selasa (18/6).
Selain rendahnya curah hujan, menurut Dede Supriatna, kekeringan seharusnya tidak terjadi jika saluran air (irigasi-red) tidak mengalami persoalan yang sama. Karena, berdasarkan informasi itu irigasi yang yang tidak berjalan merupakan irigasi teknis. ”Makanya, kami akan kirim surat ke Dinas Sumber Daya Air (SDA) provinsi terkait saluran yang ada,” ujar Dede Supriatna.
Dalam upaya meminimalisir kekeringan lebih parah Dede mengaku, Distan telah mendistribusikan selang sepanjang 200 meter lebih dan pompa untuk mengatasi kekeringan di wilayah tersebut. Karena, jika tidak segera ditanggulangi akan bertambah parah. “Apalagi saat ini sudah memasuki musim tanam, bahkan padi sudah berumur 4-6 minggu setelah tanam,” katanya.
Saat disingung, di Kecamatan Maja menurut informasi terdapat 100 hektar lebih lahan pertanian yang mengalami kekeringan, Dede menegaskan, setelah mendapat kabar tersebut, petugas dari Distanbun langsung mengecek ke lokasi setelah dilakukan pendataan hanya 50 hektare lahan saja. “Saya dapat informasi lalu tugaskan kepala bidang dan sekretaris, ternyata di lokasi itu belum kekeringan tapi terancam. Memang pertumbuhannya kurang normal kurang air, tapi luasnya hanya 50 hektar saja,” terang Dede.
Seorang petani yang juga warga Kecamatan Maja Mufti mengatakan, kekeringan yang melanda sawahnya dan petani lainnya itu diakibatkan tidak ada pasokan air, bahkan saat ini sungai yang menjadi pemasok utaman untuk persawahan mulai alami kekeringan. ”Turun hujan sudah jarang, khawatir sawah yang saat ini saya tanami bisa gagal tanam karena lahannya kering. Maka dalam hal ini saya berharap ada upaya lain dari pemerintah agar gagal tanam maupun gagal panen tidak terjadi,” pungkasnya.(bon/ule)