CISOKA, –Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar meresmikan 46 sanitasi berbasis Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kabupaten Tangerang, di Ponpes As-Sanusiyah, Kecamatan Cisoka, Rabu (13/2). Di tahun 2019 ini, Pemkab Tangerang berencana membangun 150 sanitasi berbasis Ponpes dengan menelan anggaran sebesar Rp 20 Miliar.
Zaki Iskandar menjelaskan sanitasi pesantren merupakan program kerja lima tahun ke depan Pemkab Tangerang. Tujaunnya membangun sanitasi yang layak untuk para santri dan santriwati di Ponpes se-Kabupaten Tangerang.
“Tentu saja kalau kita lihat di sini sanitasinya sudah melengkapi untuk mandi, cuci dan juga kakusnya serta sekaligus juga jemurannya untuk baju yang selesai dicuci. Mudah-mudahan ini menjadi gerakan pola hidup sehat di Ponpes yang ada di Kabupaten Tangerang dan juga mudah-mudahan bisa menularkan pola hidup sehat kepada lingkungan di sekitar Ponpes,” jelasnya.
Zaki mengatakan, secara bertahap Pemkab Tangerang juga akan membangun sarana dan prasarana Ponpes, serta bantuan permodalan untuk unit usaha di Ponpes yang saat ini masuk kedalam perencanaan dan akan digulirkan. Total, kata Zaki, pembangunan sanitasi untuk 150 Ponpes di tahun 2019 ini akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 20 Miliar.
“Spesifikasi sanitasinya disesuaikan dengan lahan yang mereka miliki. Ada juga yang kita modifikasi dan tahun ini ada 150 Ponpes dengan anggaran Rp 20 Miliar,” ungkapnya.
Menurut Zaki, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang dan juga tim dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor serta Banser Kabupaten Tangerang, telah mendata Ponpes yang ada di Kabupaten Tangerang. Hasilnya terdapat 800 lebih Ponpes yang ada di Kabupaten Tangerang dengan kondisi 600 Ponpes memerlukan bantuan Pemkab Tangerang untuk menambah dan menyempurnakan sarana dan prasarana di 600 Ponpes tersebut.
“Ini sudah tahun 2019, tetapi masih ada Ponpes yang sama dengan tahun 1979. Ini yang perlu kita perhatikan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang religius, cerdas, sehat dan sejahtera tidak hanya serta merata pendidikan akademiknya saja, pengetahuan agamanya saja ataupun pendidikan yang lain tetapi juga sarananya dan fisiknya,” ungkapnya.
Zaki mengungkapkan, para santri di Ponpes memiliki hak yang sama dalam fasilitas Sanitasi di sekolah, maka dari itu persiapan pembangunan Sanitasi di Ponpes tersebut dikl dirinya lebih sempurna. Karena memiliki tidak hanya toilet dan tempat wudhu tetapi juga ada tempat menyuci baju serta jemurannya.
“Inilah maksud dari pendataan Ponpes yang ada di Kabupaten Tangerang, kita mendata itu agar jelas ada berapa Ponpes di Kabupaten Tangerang. Tentu saja tujuannya untuk membangun dan membina Ponpes yang ada di Kabupaten Tangerang, jadi tidak ada lagi santri-santri yang modol di kebon (dolbon) dan modol di kali (doli),” ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang, Yani Sutisna menambahkan, dengan adanya 46 Sanitasi Ponpes tersebut sudah berkurang titik-titik dolbon. Hal itu, ia pastikan, akan menjadi fokus pemerintah dalam membenahi dan mengurangi dolbon di Ponpes.
“Kemungkinan nanti di daerah Sepatan Timur akan diadakan juga program seperti ini,” katanya.
Kepala Kantor emenag Kabupaten Tangerang, Badri Hasun mengatakan, untuk mewujudkan visi dan misi Bupati Tangerang, dianggap dirinya telah banyak menggelontorkan anggaran untuk membantu pembangunan Ponpes, Madrasah Ibtidaiyah, Ponpes, Raudhatul Athfal dan lain-lain. Ditahun ini bahkan Pemkab Tangerang, kata dia, sebanyak 46 sanitasi Ponpes.
“Dan yang paling membanggakan bagi kami adalah honorer guru-guru madrasah se-Kabupaten Tangerang, hanya guru-guru madrasah di Kabupaten Tangerang ini masih banyak yang honornya berkisar Rp 300 sampai Rp 400 Ribu per bulan. Saya berharap mudah-mudahan pak Bupati Tangerang untuk bersama-sama memikirkan pendidikan yang lebih berkualitas dimasa mendatang,” pungkasnya. (*)