SERANG,—Lelang jabatan (open biding) pejabat tinggi madya Sekretaris Daerah (Sekda) Banten memasuki tahapan tes wawancara. Setidaknya masih ada delapan pejabat masih mengikuti tes wawancara yang merupakan seleksi akhir calon Sekda Banten.
Berdasarkan pantuan, seleksi calon Sekda Banten dilkasanakan di Ruang Transit Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (13/2). Calon pejabat pimpinan tinggi madya itu dites dalam ruangan tertutup berdasarkan urutan alphabet, yakni Al Hamidi, Al Muktabar, Eko Palmadi, Komari, Lili Romli, M Husni Hasan, M Rakhmansyah, dan Septo Kalnadi.
Setiap peserta mengikuti seleksi wawancara minimal 35 menit. Seleksi wawancara itu juga disertai dengan paparan makalah dari setiap calon.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) langsung memantau jalannya tes wawancara. WH baru mendatangi lokasi seleksi Sekda setelah sebelumnya memimpin rapat dengan Pj Sekda Banten Ino S Rawita dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah di lingkup Pemprov Banten lainnya di ruang rapat WH.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksandi) Banten, Komari mengaku, WH tidak melontarkan pertanyaan kepadanya. “Pak Gubernur hanya memantau saja. Tidak bertanya apa-apa. Kalau memang niat mau bertanya tentu datangnya sejak awal di peserta pertama,” ujarnya kepada wartawan.
Komari mengaku hanya lima orang yang masuk dalam pansel yang melontarkan pertanyaan kepadanya. Pertanyaan itu mengenai fungsi Sekda untuk mendukung visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
“Pada dasarnya tidak ada pertanyaan yang mudah, apalagi pansel ini levelnya nasional,” tuturnya. Tes wawancara itu dilakukan untuk menguji kemampuan dan pengusaan seputar tupoksi Sekda.
Sementara itu, calon Sekda lainnya yang saat tes tak didatangi gubernur, Al Muktabar mengaku pertanyaan yang dilontarkan pansel normatif, yakni tentang bagaimana mengerjakan pembangunan di Banten. Ia mengaku semua penguji canggih dan memiliki kapasitas nasional, baik persepektif pengalaman maupun jabatan. Apalagi, pansel ini berskala nasional.
“Banyak pertanyaan yang dilontarkan,” tuturnya. Ia mengatakan, keikutsertaannya dalam seleksi Sekda ini adalah menjemput takdir. “Soal terpilih atau tidak, itu ada tergantung penilaiannya,” ujar Al Muktabar.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten Komarudin mengatakan, tes wawancara ini memang mundur satu hari dari waktu yang dijadwalkan. Namun, jadwal untuk tes terakhir ini memang tentatif sesuai dengan kesiapan pansel.
“Wawancaranya seputar karya tulis yang mereka (calon Sekda-red) bikin,” kata Komarudin.
Mengenai kehadirin gubernur di ruang tes, lanjut Komarudin, gubernur diberi kesempatan oleh pansel untuk melakukan wawancara. Agar dapat memudahkan gubernur memilih calon Sekda, maka orang nomor satu di Banten ini dilibatkan dalam tes wawancara. Namun, wawancara itu priorotas pansel. Kesempatan yang diberikan pansel itu dapat dipakai atau tidak oleh gubernur.
“Hasilnya direncanakan tanggal 15 nanti. Jumat (15/2-red) diumumkan tiga besar. Sebelum diumumkan, diserahkan dulu ke gubernur,” ujarnya.
Berdasrkan informasi, hasil seleksi akan diakumulasikan berdasarkan penilaian dari beberapa tahap seleksi. “Yang memiliki bobot yakni tes wawancara, tulis, asesmen, dan rekam jejak. Sedangkan, tes kesehatan tak memiliki bobot, tapi bisa menjatuhkan apabila tidak layak,” kata Komarudin.
Ketua Pansel Adi Suryanto mengatakan, dalam tes wawancara ini, para calon Sekda melakukan presentasi makalah yang dibuat. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman para calon terkait tugas Sekda, melihat kompetensi, track record, serta pengalaman. Dalam tes wawancara kemarin, gubernur hanya mengamati dan tidak wawancara.
“User (gubernur-red) boleh datang hanya mengamati. Yang bisa bertanya hanya pansel,” kata Adi.
Dijelaskan Adi, seleksi ini yang berisi presentasi makalah dan wawancara memang memiliki bobot paling besar dibandingkan tes lainnya yakni sekira 40 persen. Dalam rapat pleno terakhir nanti, pansel akan menilai secara komprehensif. “Tes kesehatan tidak ada bobotnya tapi menentukan,” jelasnya.
Adi mengungkapkan, sesuai jadwal, tiga besar nama calon Sekda akan diumumkan besok bukan berdasarkan rangking dari alphabet. Dari tiga nama itu, gubernur mengusulkan satu nama ke Presiden. Namun, yang memutuskan Sekda terpilih adalah Presiden. “Apa yang diusulkan dapat diterima atau tidak disetujui. Kalaupun mencari calon lain ya dari tiga besar itu,” ujarnya.
Sementara, Gubernur Banten Wahidin Halim menyerahkan calon Sekda kepada pansel. Ia mengaku kedatangannya ke ruangan tes itu hanya untuk memantau saja dan tidak ikut mewawancari para calon. “Tidak boleh,” tegas WH.
Terpisah, Ketua DPRD Banten, Asep Rahmatullah berharap proses seleksi atau lelang Sekda yang sudah dilakukan dapat melahirkan Sekda yang betul-betul mumpuni dan profesional. “Jadi Sekda yang nanti terpilih bukan hanya sebagai pepanjangan tangan gubernur tapi juga bisa melakukan komunikasi politik serta memapu menjabarakan poin-poin penting yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022,” katanya.
Secara pribadi, Asep menilai siapapun yang menjadi sekda ke depannya sudah melalui prose yang panjang dan mempunyai rekam jejak yang bagus. Menurutnya, seorang Sekda merupakan perpanjangan tangan gubernur.
“Sekda itu juga kan ketua TAPD, dimana penyusunan anggaran tidak terlepas dari pengganggaran sesuai RPJMD. Saya juga berharap Banten dengan Sekda terpilih nantinya akan mampu melakukan pembenahan menuju pemerintahan yang bersih dan kredibel,” ujarnya Asep.
Dalam melahirkan seorang Sekda, lanjut Asep, Timsel harus bersikap seobjektif mungkin. “Walaupun kembali lagi ditentukan selera gubernur,” katanya. (*)