
CNNBanten.id – Siren Destiyani gadis berusia 14 tahun asal Kp. Kamuning, Rt 02/04, Desa Buniayu, Sukamulya, Kabupaten Tangerang menghilang secara misterius sejak enam hari yang lalu, pada Rabu 2 Februari 2022. Hingga kini, keberadaan gadis tersebut belum diketahui.
Siren Destiyani anak keempat dari pasangan Santani dan Init itu diketahui menghilang dari Pondok Pesantren Tarbiyatul Fallah di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor tempat dirinya menimba ilmu.
Pada Rabu (2/2), ayah Siren, Santani mendapat kabar dari pihak Pondok Pesantren Tarbiyatul Fallah bahwa putrinya meninggalkan Pondok.
“Hari Rabu itu, saya dapat kabar dari Pondok Pesantren tempat anak saya menimba ilmu yang mengabarkan anak saya pergi meninggalkan ponpes itu,” kata Santani, Senin, 7 Februari 2022.
Mendapat kabar tersebut, Santani langsung bergegas menuju pondok pesantren guna memastikan kabar yang diterimanya. Ternyata benar, Siren tidak berada di pondoknya.
Santani mengatakan, menurut penuturan teman-teman Siren di pondok, pada hari itu sekira pukul 11.00 WIB anaknya masih terlihat dan masih bersama mereka. Setelah itu ia tidak terlihat lagi berada di pondok.
“Kata teman temannya Siren, sekitar jam sebelasan Siren masih sama mereka. Tapi setelah itu, teman-temannya tidak lagi lihat Siren, anak saya,” terang Santani.
“Teman-temannya juga gak ada yang tahu anak saya pergi ke mana. Tiba-tiba aja menghilang,” jelasnya.
Santani mencoba menghubungi sanak keluarga untuk menanyakan keberadaan Siren. Namun semua keluarga yang ia hubungi tak satupun mengetahuinya.
“Saya langsung hubungi semua kerabat keluarga saya, mereka bilang Siren gak ke tempat mereka. Gak ada yang tahu dan gak ada hubungan kontak juga sama Siren,” cemasnya.
Atas peristiwa tersebut, Santani pun melaporkan atas hilangnya Siren anaknya kepihak berwajib, ke Polsek Leuwiliang, Bogor pada Jumat (4/2/22) lalu.
“Saya langsung buat laporan ke Polsek Leuwiliang, Bogor pada hari Jumat kemarin. Semoga ada titik terangnya,” harapnya.
Ditanya soal sikap dari pihak Pondok Pesantren tempat anaknya belajar, Santani hanya mengatakan pengurus pondok pun merasa heran atas perginya Siren tanpa beri pesan apapun.
Dia menginginkan pihak pondok itu bertanggung jawab atas hilangnya anak itu, “saya harap semua bisa mengerti kondisi saya dan keluarga. Pihak pondok juga harus ikut tanggung jawab sebagai pengurus,” cetusnya.
“Kami juga berharap, jika ada pembaca yang menemukan anak saya bisa menghubungi kami dengan nomor telepon 0812 8054 8497,” katanya penuh harap.
Adapun ciri-ciri Siren Destiyanti, memiliki tanda lahir berupa tahi lalat di bawah mata sebelah kiri. Tinggi badan kira-kira 150 cm dan mata agak sipit berkulit putih.
Saat pergi meninggalkan pondok pesantren dia mengenakan sarung kotak-kotak warna abu-abu dan baju atasan lengan panjang bermotif kotak-kotak bergaris putih.
Berita hilangnya Siren Destiyani gadis asal Buniayu, Sukamulya, Kabupaten Tangerang yang hingga kini belum diketahui keberadannya masih misterius.
Kronologis hilangnya pun masih belum jelas bagaimana awal mulanya. Pihak keluarga Siren Destiyani pun tidak mengungkap secara rinci atas peristiwa yang dialaminya tersebut. (Basri)