
CNNBanten.id – Nasib malang dialami Muhamad Yasir, bayi berusia 1 tahun 10 bulan asal Kampung Pisangan Priuk, RT 03, RW05, Desa Kayu Agung, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang yang mengidap penyakit Hidrosefalus sejak lahir.
Nahasnya, diusia yang begitu amat belia, Muhamad Yasir harus hidup tanpa seorang ibu. Padahal, anak seusianya sangat membutuhkan sosok ibu yang bisa menyusui dan merawatnya.
Yasin, ayah dari Muhamad Yasir mengungkapkan, istrinya memilih untuk berpisah dengannya dan anaknya.
“Perpisahan itu, tidak lama setelah istri saya melahirkan anak kami yang dengan kondisi mengidap hidrosefalus,” tutur Yasin, di kediamannya, Minggu (15/11/2020).
Yasin pun mengatakan, dirinya hanya bisa memberikan susu formula kepada anaknya yang malang itu. Bayi seusia anaknya masih membutuhkan air susu ibu (ASI) dari seorang Ibu.
Namun demikian, anak yang lahir dengan kekurangan tersebut harus hidup dengan seseorang yang bukan Ibu kandungnya.
“Beruntung, saya punya sosok ibu bagi saya, dan nenek bagi anak saya yang mau merawat dengan ikhlas Muhamad Yasir, meski usia ibu saya sudah tidak muda lagi. Kalau tidak ada ibu saya, pasti bingung siapa yang bisa inten merawat anak saya saat saya lagi kerja,” ungkapnya.
Saat ini, Yasin menganggap kehadiran anaknya adalah anugerah, bukan musibah. Ia meyakini, dia dan orang tuanya diberikan kepercayaan untuk merawat Muhamad Yasir oleh Tuhan yang maha kuasa.
Sehari-harinya, Muhamad Yasir hanya bisa berbaring ditempat tidurnya. Wajah polosnya menjadi penyemangat sang ayah dan neneknya untuk ikhlas merawat dan membesarkannya.
Terpisah, Amad Juroedin Kepala Dusun setempat mengatakan, bagi warga yang ingin menyisihkan rezeki untuk Muhamad Yasir dipersilahkan datang ataupun menghubungi nomor HP 081411122029 atas nama Nuryadi, adik dari Yasin.
“Alhamdulillah, ibu-ibu PKK Desa Kayu Agung sudah sedikit menyisihkan rezeki untuk anak kita Muhamad Yasir,” tuturnya.
Ia pun berharap penyakit yang dialami Muhamad Yasir dapat disembukan berkat doa dan dukungan dari masyarakat yang berbaik hati terhadapnya. (Hasan Basri)