CNNBANTEN.ID – Akibat kekeringan atau krisis air bersih yang melanda Kampung Oteng, Kalahang dan Jalupang, Desa Padasuka, dan Kampung Cileungsi, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggungung, Kabupaten Lebak, beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung mendistribusikan air bersih. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
Kepala Pelaksana Kaprawi didampingi Kasi Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Lebak Bernardi mengatakan, pendistribusian air bersih ini menindaklanjuti adanya laporan di empat kampung di dua desa di Kecamatan Warunggung mengalami krisis air bersih dari pihak kecamatan setempat. ”Hari ini kita menyalurkan air bersih untuk warga di empat kampung setempat,” ujar keduanya, Selasa (16/7/2019).
Penyaluran air bersih ini diharapkan dapat membantu untuk menutupi kebutuhan warga baik khususnya untuk kebutuhan minum, serta memasak dan kebutuhan yang dianggap mendesak. Karena, jumlah air yang dibagi-bagi maka ketersedian air yang diberikan BPBD untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. ”1800 liter air hari ini kita didistribusikan untuk empat kampung di dua desa tersebut. Semoga apa yang kita bantu bisa bermanfaat untuk mereka yang saat ini dilanda kekeringan,” harapnya.
Kondisi kekeringan pasca beberapa beberap hari terakhir akibat intensitas hujan sedikit, BPBD menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Lebak untuk memanfaatkan air dengan sebaik baiknya. Serta, untuk selalu menjaga lingkungan (hutan) dan jangan menembang pohon sembarang. ”Harus memanfaatkan sebaik mungkin bagi daerah yang memiliki sumber mata air yang banyak,” tandasnya.
Sementara Warga Kampung Oteng Entin mengatakan, pihaknya merasa terbantu dengan adanya bantuan air bersih ini. Karena, sudah dua bulan terakhir di kampungnya kesulitan untuk mendapatkan air bersih. ”Alhamdulilah ada bantuan air bersih. Soalnya, sudah dua bulan terakhir kami (warga Oteng-red) kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” kata Entin.
Menurut Entin, warga Kampung Oteng untuk mendapatkan air bersih harus harus menempuh jarak cukup jauh, sembari melewati persawahan menuju sumber mata air di dalam hutan. Sebab, sumur yang menjadi sumber mata air bersih di rumah masing-masing warga saat ini sudah tidak ada lagi. ”Kita berangkat pagi mengambil air untuk menutupi siang hari hari, serta untuk menutupi kebutuhan malamnya kita ngambil di sore hari. Tapi, saat ini sumur yang berada didalam hutan juga sudah mulai mengering akibat intensitas hujan sedikit,” tandasnya. (bon/ule)