CNNBANTEN.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang akan melakukan penambahan sarana dan prasarana Puskesmas, yang masih memiliki kekurangan dalam pelayanan. Namun rencana penambahan fasilitas itu masih dalam pembahasan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kabupaten Tangerang Corah Usman mengatakan, pihaknya akan melakukan penambahan sarana dan prasarana Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan, serta kenyamanan masyarakat saat ke Puskesmas.
“Perencanaan bangunan Puskesmas ke depannya akan ditambahkan sarana dan prasarananya, bagi yang masih ada kekurangan,” ucapnya.
Corah juga membeberkan, penambahan akan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang. Seperti halnya Puskesmas Rajeg yang membutuhkan perluasan ruangan, maka Dinkes akan memperluas Ruangan Praktik Poli Gigi. Namun dia mengatakan, saat ini masih dalam pembahasan.
“Penambahan sarana dan prasarana Puskesmas yang masih ada kekurangan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan, serta aturan tentang standar bangunan Puskesmas,” jelasnya.
Senada dengan Riza, selaku Kepala Seksi Sarana Prasarana Puskesmas Dinkes Kabupaten Tangerang. Pihaknya terus mengupayakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
“Kami akan terus meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang, agar masyarakat menjadi lebih nyaman saat datang ke Puskesmas. Semoga penambahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bisa segera direalisasikan,” harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang diharapkan memperluas Ruang Praktik Poli Gigi Puskesmas Rajeg yang saat ini terlalu kecil. Akibatnya, membuat pasien yang datang harus mengantre lebih lama.
Kasubag Puskesmas Kecamatan Rajeg Sugiarto mengatakan, setiap hari pasien yang datang ke Puskesmas Rajeg untuk mengobati gigi sakit atau periksa gigi cukup banyak. Namun Poli Gigi Puskesmas Rajeg hanya bisa melayani 2 pasien dalam satu waktu, karena keterbatasan ruangan.
“Setiap hari sejak pukul 08.30 sampai 15.00 WIB, pasien selalu ramai untuk memeriksakan giginya. Mayoritas anak-anak yang diantar oleh orang tuanya untuk mengobati sakit gigi akibat terlalu banyak makan manis-manis dan malas sikat gigi. Namun karena ruangan terlalu kecil, membuat pasien harus mengantre lebih lama. Kita memiliki empat dokter gigi, namun dalam satu waktu hanya dua pasien yang bisa dilayani dalam satu waktu,” ucap Sugiarto.(mad sutisna/ule).