Home / Nasional / Mensos : Sebaiknya Gunakan Istilah Pra Sejahtera

Mensos : Sebaiknya Gunakan Istilah Pra Sejahtera

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasamita mengajak seluruh SDM PKH, Selasa (18/6/2019).

CNNBANTEN.ID JAKARTA — Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasamita mengajak seluruh SDM PKH untuk selalu munggunakan istilah positif dalam melaksanakan tugas pendampingan.

Dia berharap SDM PKH dapat menyebut KPM PKH dengan sebutan Keluarga Pra Sejahtera sehingga tidak ada lagi sebutan keluarga miskin.

“Mari kita biasakan menyebut KPM dengan sebutan Keluarga Pra Sejahtera sehingga tidak ada lagi istilah keluarga miskin bagi mereka,” kata Agus di Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Agus menjelaskan penggunaan isitilah keluarga pra sejahtera tersebut untuk menghilangkan stigma sosial negatif di masyarakat terhadap keberadaan KPM PKH. Disamping itu, istilah tersebut juga untuk meningkatkan kepercayaan diri KPM.

“Mari kita hilangkan stigma sosial ini karena jika terus digunakan akan membekas kepada KPM meski mereka telah tergaduasi,” kata Mensos.

Terhadap labelisasi rumah KPM PKH dengan label keluarga miskin di Rembang, Jawa Tengah, Mensos menjelaskan hal tersebut bukan kebijakan dari kementerian. Namun ia menghargai upaya yang dilakukan SDM PKH Kecamatan Panotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Ia berharap penggunaan istilah keluarga miskin tidak terulang di daerah lain karena akan berdampak negatif kepada keluarga tersebut. “Jika mau di berikan label sebaiknya gunakan Keluarga Pra Sejahtera,” ujarnya.

Mensos menjelaskan upaya yang dilakukan SDM PKH dengan memberikan label tersebut adalah untuk memastikan apakah KPM PKH masih layak menerima bantuan atau tidak. “Ini merupakan inovasi temen-temen dilapangan dalam rangka menyadarkan KPM yang sudah mampu,” imbuhnya.

Seperti diketahui SDM PKH Kabupaten Rembang besama Dinas Sosial setempat melakukan terobosan memberikan sistem labelisasi rumah keluarga prasejahtera tersebut telah dimulai di Kecamatan Panotan, kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Langkah ini membuat sebanyak 1.701 KPM mengundurkan diri karena sudah membaik perekonomiannya.
Dari 1.701 KPM yang mundur di Kecamatan Panotan menyumbah paling banyak yaitu 681 KPM. Sedangkan jumlah rumah KPM yang diberikan label sebanyak 2.672.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat menjelaskan sistem labelisasi keluarga pra sejahtera tersebut merupakan bentuk sosialisasi yang diupaya SDM PKH agar KPM PKH yang telah mampu mempunyai budaya malu. “ Hal ini penting untuk menyadarkan mereka bahwa masih banyak keluarga tidak mampu lainnya yang mengantri untuk mendapatkan bantuan PKH,” kata Harry.

Harry mengaku telah membuat surat edaran penggunaan istilah Keluarga Pra Sejahtera. Surat tersebut dikirim ke seluruh dinas sosial kabupaten kota dan pendamping PKH.

Salah satu KPM PKH Suminah mengaku senang mendapatkan bimbingan dari pendamping PKH. Untuk itu, ia tidak pernah absen disetiap pertemuan yang diadakan pendamping. “Saya merasa disetiap pertemuan yang saya ikuti mendapatkan berbagai pelajaran agar bisa memperbaiki perekonomian kami,” tegasnya.

Suminah merupakan salah satu Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Desa Lipursari Kecamatan Leksono, Jawa Tengah. Ia menjadi penerima bantuan PKH sejak tahun 2015 silam.

Suminah sendiri mengaku berat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sebelum mendapatkan bantuan PKH dari pemerintah. “Saya bersyukur ada bantuan PKH sehingga bisa meringankan biaya sehari-hari. Ya kalau dibilang kurang memang kurang karena penghasilan suami tidak mencukup untuk biaya kami sehari-hari,” jelas Suminah.

Tekad Suminah untuk mengubah nasib keluarganya sangatlah kuat. Ia pun tidak pernah absen dalam pertemuan kelompok yang diadakan pendamping PKH di desanya. Berbagai pengetahuan ia peroleh dalam pertemuan tersebut. Adalah Sabarudin pendamping PKH yang senantiasa memberikan pendampingan kepada Suminah.

Dalam setiap peremuan kelompok Sabarudin selalu menyampiakn bahwa bantuan PKH selain untuk menyekolahkan anak, apabila memiliki sisa bisa digunakan untuk menambah modal usaha.  Selang lima bulan setelah menerima bantuan PKH, Suminah membuka usaha berjualan makanan kecil seperti  gorengan, dawet, dan sosis  di depan rumahnya dengan bermodalkan meja kecil.

Suminah berharap langkahnya diikuti keluarga penerima PKH lainnya sehingga masyarakat yang tidak mampu tetapi belum mendapatkan bantuan PKH bisa merasakan bantuan tersebut. Oleh karena itu, ia mendukung upaya pemerintah memberikan label Keluarga Pra Sejahtera disetiap rumah KPM PKH. (gun/ule)

About admin

Check Also

Rembuk Stunting Kota Tangerang Tahun 2024 Upayakan Angka Stunting di Bawah Nasional

TANGERANG – Sebagai upaya melakukan penurunan angka stunting, Pemerintah Kota (Kota) Tangerang melalui Badan Perencanaan ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!