CNNBANTEN.ID TANGERANG – Wanita asal ibodas yang diduga berprofesi sebagai pekerja seks komersial diamankan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang. Ia tertangkap tangan saat melayani petugas yang menyamar menjadi pelanggannya di salah satu hotel di Kota Tangerang.
Berdasarkan pengakuan Diana, untuk melancarkan aksinya dirinya seringkali memakai jasa Anjelo (antar jemput lonte) yang sigap jika diketahui ada penertiban dan razia. “Anjelo dapat bagian gocap (limapuluh ribu rupiah-red) dalam setiap kali transaksi, kalau dapat dua lelaki ya berarti cepek tapi paling banyak juga tiga atau empat sih pak,” terang Diana kepada petugas.
Menurutnya, dengan memakai jasa Anjelo dirinya tidak lagi khawatir terjaring razia, pasalnya selain sigap dalam membawa kabur dirinya saat kedatangan petugas, para anjelo tersebut juga disebutnya memiliki jaringan yang luas sehingga para anjelo tersebut dapat lebih cepat mendeteksi kedatangan petugas lebih awal. “Temennya banyak yang kasih info, misalnya ada mobil patroli satpolPP liwat pasti dikasih tau ke kita, terus jadi kita bisa tau duluan sebelum polPP datang,” terangnya.
Selain itu, dengan memanfaatkan jasa anjelo, dirinya juga merasa dilindungi dari para pelanggannya yang terkadang berbuat onar dan tidak mau membayar jasanya. “kayak semacam bodigar (body guard-red) gitu pak, kan banyak tamu yang kurang ajar kagak mau bayar,”jelasnya.
Ia mengaku memasang tarif 250 hingga 300 ribu rupiah untuk sekali kencan, dan itupun harus dipotong biaya hotel 100 ribu dan biaya anjelo 50 ribu rupiah. “bersih satu tamu saya dapet 150 ribu rupiah, tapi kalau udah pagi ya 200 ribu juga diambil itung itung bagi sarang 50ribu sama anjelo,” tuturnya.
Sementara itu, A. Ghufron Falfeli Kepala Bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat pada satuan polisi pamong praja kota tangerang menjelaskan, praktik prostitusi diwilayah Grendeng disinyalir tertata rapih, sehingga dirinya harus mengatur strategi yang tepat agar dapat menjaring para PSK tersebut. “Dalam menjajakan diri mereka duduk diatas motor sehingga setiap saat mereka dapat tancap gas melarikan diri dari kejaran petugas,” jelasnya kepada wartawan.
Selain licin, para PSK tersebut tidak jarang melakukan aksi nekatnya dengan tidak memperhatikan keselamatan dirinya dan orang disekitarnya saat mengetahui kedatangan petugas. “Mereka tancap gas, kami tidak dapat gegabah dan harus lebih berhati – hati dalam melakukan penertiban dilokasi tersebut,” jelasnya
Ia mengaku untuk mengamankan yang bersangkutan pihaknya harus terlebih dahulu berpura – pura hendak memakai jasanya sehingga yang bersangkutan dapat turun dari sepeda motornya. “Kami mempertimbangkan keselamatan yang bersangkutan dan orang orang yang ada disekitar sehingga kami berpura pura hendak memakai jasa dan memintanya turun dari sepeda motornya,” tukasnya.
PSK yang diamankan tersebut, Lanjut ghufron, untuk selanjutnya diserahkan ke dinas sosial kota tangerang untuk selanjutnya diberikan pembinaan dan penyuluhan setelah sebelumnya dilakukan pendataan. “Dinsos yang memiliki kewenangan untuk membina mereka, perkara akan dikirim ke pasar rebo atau hanya diberikan pembinaan dikota itu sudah menjadi kewenangan mereka,”tuturnya.
Dirinya mengaku akan terus melakukan serangkaian penertiban untuk meminimalisir angka prostitusi terlebih dibulan ramadhan guna menambah kekhusyuan umat dalam menjalankan ibadah. “Pelayanan yang dapat kami berikan kepada masyarakat dalam bentuk kenyamanan, untuk itu kami akan terus mengupayakan hal itu agar konsep tangerang LIVE dapat berjalan dengan optimal,” Pungkasnya. (Tagor)