CNNBANTEN.ID LEBAK– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat data sementara untuk masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang yang melanda empat kecamatan di Lebak terus bertambah. Saat ini, sudah 94 rumah rusak berat dari 238 yang terendam.
Informasi yang dihimpun, hasil pengumpulan data dari masing – masing kecamatan serta dari para relawan yang masuk ke BPBD Lebak saat ini dari Kecamatan Sajira diantara Desa Margaluyu dari 50 rumah terendam 15 unit rusak ringan, 25 rusak berat dan 2 jembatan permanen rusak berat. Desa Sukamarga dari 15 rumah terendam, 3 unit rusak ringan, dan 6 rusak berat dan 1 jembatan rusak berat. Desa Sindang Sari 15 rumah terendam, dan Desa Maraya 36 rumah dan 2 sekolah rusak berat.
Kecamatan Muncang meliputi Desa Cikarang terdapat 17 rumah rusak berat dan 10 rusak ringan, Desa Tanjungwangi 2 unit rusak ringan, Desa Sukanegara 6 rusak berat, 10 rusak ringan, Desa Leuwi Coo 3 rusak ringan, Desa Pasir Nangka 5 rusak ringan, dam Desa Mekarwangi 26 rusak ringan, 1 rumah dan 1 jembatan rusak berat,
Kecamatan Leuwidamar diantaranya Desa Mekarwangi sebanyak 40 rumah terendam, dan Kecamatan Cimarga dari 118 terendam 2 diantaranya mengalami rusak ringan.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi mengatakan, saat ini anggota atau relawan masih terus melakukan pendataan di empat kecamatan yang terkena dampak bencana.”Jadi untuk data sementara yang masuk terdapat 238 rumah yang terendam, 81 rusak ringan, dan rusak berat sebanyak 94 rusak berat, 6 jembatan rusak berat, 3 unit sekolah rusak berat, dan 1 madrasah rusak berat. Terkait jumlah kerugiannya saya belum bisa memastikan karena masih pendataan,”ujarnya.
Menindaklanjuti dampak bencana banjir bandang tersebut, kata Kaprawi pihaknya bersama pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lainnya telah melakukan rapat koordinasi terkait penangan benca tersebut.”Sudah kita rapatkan, dan telah membuat tim penanganna tujuannya untuk pendataan dan verifikasi kerusakan rumah tinggal, fasilitas sosial dan fasilitas umum serta infrastruktur jalan. Penanganan infrastruktur jalan yg terkena longsoran tanah yang sudah dilakukan mulai hari kemarin dengan menurunkan exavator dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), agar akses masyarakat bisa segera terbuka kembali menjelang idul fitri”katanya.
Saat ini, lanjut Kaprawi untuk pendistribusian logistik terhadap masyarakat yang terdampak terus dilakukan. Bahkan pihaknya dalam waktu dekat akan membuat posko yang akan di pusatkan di Kampung Cibeurih, Desa Margamulya yang paling parah terdampaknya.” Untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari bagi korban terdampak bencana dijamin oleh Pemda, berupa kebutuhan makan sehari-hari, kesehatan, sandang/pakaian laik pakai, disamping sumbangan dari berbagai pihak,”tandasnya.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengaku aneh dengan adanya banjir bandang yang baru kali pertama terjadi sejak 53 tahun silam. Pihaknya mencurigai ada hal yang mengganjal pada penyebab terjadinya banjir yang diakibatkan hutan yang sudah gundul.”Itu aliran sungai Cilaki – Cibeurih yang sumber mata airnya dari Citoko yang merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Maka kita akan berkoordinasi dengan tim untuk mengecek menggunakan drone untuk mengetahuinya. Khawatir pohon – pohon ternyata hanya di pinggirannya saja tapi ditengahnya gundul,”papar Iti.(bon)