CNNBANTEN.ID LEBAK – Gelaran seba Baduy yang awal mula akan digelar pada tanggal 9 Mei sesuai putusan Desa Kanenekses, setelah dilakukan negosiasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, akhirnya acara ritual sebagai bentuk kepatuhannya kepada penguasa, untuk menghantarkan hasil bumi seperti padi, palawija, buah-buahan, bahkan kerajinan tangan akan digelar pada tanggal 4 Mei 2019 mendatang.
Acara tahun tersebut sebelumnya digelar akan digelar tanggal 9 Mei, namun karena bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, maka hal tersebut di nilai kurang efektif sebab khususnya masyarakat muslim sedang menjalankan ibadah puasa.”Ya, setelah dilakukan negosiasi oleh Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya belum lama ini, akhirnya Seba Baduy digelar pada tanggal 4 Mei, mundur lebih awal lima hari dari jadwal yang sebelumnya ditentukan oleh Pemerintah Desa Kanekes,”kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Oktavianto Arief saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/4/2019).
Saat disinggung alasan selain bulan Ramadhan Pemkab Lebak meminta acara tersebut mundur dari jadwal yang ditentukan, Oktavianto menjelaskan, informasi dari Pemdes Kanekes jadi kegiatan Seba Baduy digelar satu minggu pasca bulan kawalu atau bulan larangan.”Bulan Kawalu itu digelar selama tiga bulan mulai dari tanggal 5 Februari sampai 3 Mei. Satu minggu pasca bulan kawalu digelarlah seba Baduy. Karena, tanggal 9 tersebut sudah masuk bulan suci Ramadhan yang dinilai tidak akan efektif maka Pemkab Lebak melakukan negosiasi agar mundur dari tanggal tersebut (9 Mei). Alhamdulillah jatuhnya tanggal 4 Mei,”terangnya.
Acara Seba Baduy ini, menurutnya acara tersebut menjadi momen penting dalam ajang silaturahmi para Wisatawan maupun warga Lebak. Artinya momen tersebut dipastikan dapat meningkatkan jumlah wisatawan masuk ke Lebak, namun dipastikan berbeda jika seba Baduy tetap digelar pada bulan suci Ramadhan.“Seba Baduy adalah hajat bersama yang harus disukseskan. Selain upaya pemerintah dalam rangka menjaga kelestarian adat leluhur, ini juga bisa jadi daya daya tarik wisatawan ke Banten khususnya ke Lebak,”tandasnya.
Senadadikatakan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Lebak, Eka Prasetiawan, acara ritual itu dilakukan sebagai bentuk kepatuhannya kepada penguasa, mereka menghantarkan hasil bumi seperti padi, palawija, buah-buahan, bahkan kerajinan tangan akan digelar pada tanggal 4 Mei.”Ya rencana awal Desa Kanekes Seba Baduy digelar tanggal 9 tapi setelah dilakukan nego, jadi tanggal 4 Mei,”kata Eka.
Nantinya kegiatan utama Seba Gede akan berlangsung antara masyarakat Baduy dengan Bupati dan Gubernur Banten. “Kita ingin esensi dari Seba Baduy itu sendiri berhasil diterjemahkan secara konkret oleh semua, terutama pemerintah, bahwa niat untuk menjalin silaturahmi harus dijaga, keadilan untuk kemaslahatan harus prioritas, dan menjaga keseimbangan lingkungan menjadi niscaya bagi semuanya,” terangnya(bon)