CNNBanten.id – Sekitar 35 hari lagi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bakal digelar. Namun sayang pesta rakyat 9 Desember mendatang, dinilai kurang mendidik.
Pengamat kebijakan publik dan politik, Miftahul Adib menilai Pilkada Tangsel 2020 kurang mendidik masyarakat. Kampanye yang dilakukan tim paslon, kata Adib, dinilai cenderung bukan adu gagasan visi-misi antar paslon.
Lantaran akhir-akhir ini beberapa tim dari salah satu paslon melakukan pelaporan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tangsel yang dianggap cenderung tendensius, hingga mengarah ke persoalan pribadi, Rabu (4/11/2020) kemarin.
“Saya kurang setuju soal pelaporan yang cenderung terlalu tendensius, gara-gara persoalan rumah tangga jadi bahan politik. Yang terpenting dalam persaingan politik itu adu gagasan, ini termasuk ranah pribadi dan tendensius serta tidak subtansial dalam politik,” terang Miftahul Adib.
Tambah Adib, persaingan dalam kampanye itu harusnya adu gagasan. Jadi kurang elegan jika yang dilaporkan ke Gakumdu banyak yang dinilai tidak masuk ranah pelanggaran kampanye.
“Silahkan kalau masuk dalam ranah pelanggaran kampanye. Tapi ketika kontestasi politik dibawa-bawa cerdas, jadi bertarunglah terkait adu gagasan visi-misi,” tambahnya.
Dosen Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang itu beranggapan jika kampanye paslon saling serang yang cenderung ke arah persoalan pribadi, maka Pilkada Tangsel 2020 mengalami kemunduran lantaran tidak mendidik masyarakat untuk cerdas dalam berdemokrasi.(aul)