CNNBanten.id. Sejak Bulan Januari hingga Mei 2020 sebanyak 1.977 warga Banten menderita Demam Berdarah Dengue (DBD), terbanyak di Kabupaten Pandeglang yaitu sebanyak 456 penderita.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan penderita DBD di Banten memgalami penurunan sejak Januari hingga Mei. “Angka DBD di Banten, Januari 556, Februari 461, Maret 377, April 323, Mei 260, total 1977. Kab. Pandeglang : 456, Kota Tangsel : 317 Kabupaten Tangerang 227,” kata ati
Ati juga mengaku Dinkes Pempov dan Kabupaten Kota terus melakukan Fogging, dengan tetap menekankan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui 3 M plus. “Melakukan PSN bersama warga (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M plus, Melakukan Promosi kesehatan melalui sosialisasi dan KIE, Himbauan kepada Masyarakat terhadap pencegahan DBD di era pandemi Covid-19,” ujarnya.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan dari Januari sampai dengan Mei 2020 ada 470 kasus DBD di Pandeglang.
Dirinya juga mengaku sejak Januari sampai dengan Juni 2020 mengalami penurunan kasus. “Ini data per 13 Juni data DHF Trend DHF menurun, Januari 238, Februari 106, Maret 50, April 37, Mei 31 dan Juni 8,” katanya.
Kepala Bidang P2P Dinkes Pandeglang Achmad Sulaiman mengatakan angka kasus DBD di Bandingkan tahun 2019 lalu angkanya meingkat padahal pada tahun 2020 baru memcapai bulan ke enam.
“Ada peningkatan diakhir 2019 dan puncaknya di awal 2020, Januari sampai juni 2020 Sebanyak 470 kasus, sedangkan Januari sampai Desember 2019 sebanyak 316 kasus,” katanya kepada CNNBanten.id
Dirinya juga mengaku kasus terbanyak di tiga wilayah yakitu PKM Sumur 88 Kasus, PKM Labuan 73 Kasus dan PKM Majasari 53 Kasus. “Untuk kematian alhamdulillah belum dan mudah-mudahan tidak terjadi,” ujarnya.
Sementara, Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kota Serang Mohammad Affan mengatakan kasus DBD di Kota serang sejak awal tahun 2020 mencapai 226 dengan angka kematian 3 orang.
Affan mengatakan kasus DBD paling rawan di wilayah perkotaan, karena penduduknya padat. “Alesana karena kepadatan penduduk, masyarkat yang belum sadar dengan memberantas sarang nyamuk,” ujarnya.
Dirinya juga berharap masyarkat bisa menjaga kebersihan agar tidak terdapat sarang nyamuk di rumahnya. “Anak nyamuk, belang beda dengan nyamuk yang kain biasa menggigit pada siang hari, Kita terus melakukan pengentasan untuk mengurangi,” ungkapnya.
Dengan adanya pandemi COVID-19, Affan meminta kepada masyarkat agar tidak menyepelekan penyakit menular lainnya. “Harus ada gerakan PSN kita juga udah bentuk satu rumah, Di fokuskan mengontrol jentik di rumah sendiri, Satu rumah satu Jumantik, Kita selalu sosialis,” tutupnya (Duy/lib)