CNNBANTEN.ID – Kondisi kali angke saat musim kemarau panjang mengeluarkan aroma tidak sedap seperti, bau busuk, air menghitam, dan banyak sampah. Tapi masyarakat Kota Tangerang di tiga kecamatan yakni, Ciledug, Karang Tengah, Pinang masih percaya bahwa air kali angke memberikan penghidupan.
Ardi Saputra warga Kelurahan Pondok Bahar menjelaskan, dulunya air kali angke layak di konsumsi untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Sebab masyarakat dulunya belum memiliki pompa atau belum pemasangan air bersih. “Sebelum komplek ini berdiri kami masih percaya air kali angke sangat jernih,” ujar Ardi, Sabtu (17/8/2019).
Menurutnya, air kali angke ini memberikan sumber penghidupan buat masyarakat yang berpenghasilan rendah. Aktivitas mereka mulai dari mencari ikan,rumput dan sampah-sampah plastik. ”Maka kali angke menurut mereka memiliki kehidupan jangka panjang,” terangnya.
Meski air ini mengeluarkan aroma tidak sedap kata dia, tetap saja masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mencari bisnis di air kotor tersebut. Contoh soal air curah yang dikelola oleh PT. BHJ mereka jualan air kali angke ke masyarakat di wilayah tiga kecamatan. ”Ini kan sangat luar biasa air kotor diolah menjadi air bersih yang layak di konsumsi,” jelasnya.
Tetapi perusahaan air curah juga jangan sampai lalay memperhatikan pengawasan,pengelolaan, pemeliharaan, pembersihan pipa-pipa yang ditanam di tanah. Karena air curah kali angke kondisi saat ini bau dan kotor jadi tidak seperti dulu lagi. ”Saya harapkan perusahaan air curah harus melihat juga kondisi air kali angke zaman sekarang,” pungkasnya. (Cep/Ule)