
CNNBanten.id – Nasib malang dialami seorang remaja perempuan. Ia menghadapi hal tak terduga dalam hidupnya. Di usianya yang masih 15 tahun, dia harus menanggung beban.
Remaja ini mendadak harus melahirkan seorang bayi. Seharusnya, dimasa seusianya, ia harus belajar penuh harap dan menata masa depan yang cerah. Namun, takdir hidup pada akhirnya berkata lain.
Rupanya, apa yang dialami remaja perempuan yang baru menginjak di bangku kelas tiga SMP ini harus melahirkan bayinya. Sedihnya, ia berjuang melahirkan tanpa seorang suami.
SR (15), warga Kp. Kendal, Rt002/001, Sindang Panon, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang itu melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan. Dia melahirkan seorang bayi sejak dua bulan lalu.
Informasi dari beberapa sumber yang berhasil dihimpun. Diketahui, SR melahirkan disalah satu tempat Praktik Bidan di daerah Pasar Kemis, Tangerang pada Sabtu 27 November 2021 lalu.
Kejadian tersebut sontak menjadi sorotan masyarakat sekitar karena tak selayaknya hal seperti itu terjadi pada seorang anak perempuan yang belum cukup umur.
Sehingga dari kejadian itu mengundang banyak reaksi pertanyaan banyak orang. Warga setempat pun merasa resah dan geram atas fenomena tersebut.
Ahmad Sudita, ketua Lembaga Swadaya Masyarakat TAMPERAK, ia menyikapi persoalan sosial tersebut yang membuat gaduh masyarakat. Terkait permasalahan SR, yang melahirkan bayi perempuan tanpa suami.
Atas musibah yang dialami SR, Ahmad Sudita merasa prihatin. Dirinya mengatakan akan membantu pihak keluarga SR untuk mengungkap siapa yang telah menghamili hingga SR melahirkan seorang bayi.
“kami selaku kontrol sosial sangat iba dan miris atas musibah yang dialami SR gadis di bawah umur yang kini telah melahirkan bayi tanpa seorang ayah,” katanya, kepada CNNBanten.id saat dikonfirmasi, Senin 7 Februari 2022.
Menurutnya, kejadian tersebut harus disikapi dengan serius. Sebab, kata Ahmad akan berdampak pada kesehatan mental anak tersebut apabila dibiarkan begitu saja.
Ketua LSM Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi itu juga mengatakan, telah melaporkan peristiwa itu ke Polisi untuk segera menuntaskan permasalahan yang menurutnya akan berdampak pada sosial di masyarakat.
“Kita sudah mendampingi pihak keluarganya untuk membuat laporan Polisi. Tanggal 28 Januari 2022 kemarin kita sudah membuat surat permohonan visum untuk bisa ditindak lanjuti secara proses hukum. Dalam hal ini penyidikan,” ujarnya.
Kendati demikian, peristiwa itu menjadi momok pertanyaan besar di tengah masyarakat. Pasalnya, pihak keluarga SR, kata Ahmad Sudita, menampik kehamilannya. Dirinya tidak menjelaskan secara jelas dan gamblang kronologis yang dituturkan keluarga SR.
“Penuturan keluarganya begitu, saya gak bisa komentar banyak ke arah situ dulu. Karena SR dan keluarganya pun saat kita wawancara soal itu bilangnya gak usah diperpanjang,” tandasnya.
“Jelasnya, kita sudah buat LP ke Polresta Tangerang. Visum juga agak terhambat karena SR histeris terus saat ditanya dokter,” sambungnya.
Lanjut Ahmad, pihaknya selaku pendampingan hukum dari keluarga SR akan mengajukan hal tersebut ke KPAI. “Besok kita akan bawa ke KPAI, supaya jelas semuanya, dan kita hanya ingin tahu siapa pelakunya,” bebernya.
“Kami Akan kawal terus kasus yang menimpah SR bersama warga dan rekan LSM Tamperak. Meminta agar pihak berwajib segera ungkap pelecehan seksual di bawah umur di wilayah Kami,” tutur Ahmad Sudita.
Sebelumnya, sebanyak 28 warga telah membuat surat pernyataan permohonan untuk meminta penyelesaian masalah pelecehan seksual yang menimpa SR kepada LSM Tamperak untuk pendampingan dalam proses hukum.
Sementara itu, sampai berita ini ditayangkan, CNNBanten.id belum mendapatkan informasi lebih jauh dan rinci soal kronologis awal mula peristiwa itu diketahui hingga SR melahirkan. Pihak keluarga pun tertutup pasca kejadian tersebut. (Basri)
cnnbanten.id Mitra Banten Untuk Indonesia