CIANJUR – Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan MM., MBA bersama kader partai Demokrat melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI kepada masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh organisasi – organisasi yang bertempat di Gang Arwana , Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat guna menyampaikan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Perekat Sosial di Tengah Globalisasi.
Dalam pembukaanya tersebut, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan MM., MBA menyampaikan bahwa
“Di tengah derasnya arus globalisasi yang merombak tatanan sosial, budaya, dan ekonomi dunia, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang telah lama menjadi dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, semakin relevan hingga saat ini.” ucapnya
“Dalam era di mana perubahan terjadi begitu cepat dan perbedaan menjadi semakin nyata, semboyan ini tidak hanya sebagai moto nasional, tetapi juga berperan sebagai perekat sosial yang memperkuat harmoni di antara keberagaman.” tambahnya
Dalam sosialisasi tersebut, , Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan MM., MBA juga menyampaikan makna filosofis dari Bhinneka Tunggal Ika
“Makna filosofis dari Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan kepada kita tentang pentingnya toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan persatuan dalam keragaman. Nilai-nilai ini sangat esensial dalam membangun bangsa yang kuat dan harmonis di tengah tantangan globalisasi yang kian kompleks.” ucapnya
“Globalisasi sendiri membuka peluang untuk kemajuan ekonomi dan pengetahuan, tetapi di sisi lain, dapat memicu konflik dan ketegangan sosial akibat perbedaan budaya dan nilai kehidupan.” Ujarnya
“Di sinilah peran penting Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat sosial. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip toleransi dan penghargaan terhadap keragaman, semboyan ini menjadi fondasi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.”
Dalam penutupnya, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan MM., MBA mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk dapat menjaga Bhinneka Tunggal Ika sebagai warisan luhur negara.
“Bhinneka Tunggal Ika yang sebagai warisan luhur negara yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa. Di tengah arus globalisasi yang membawa banyak perubahan, semboyan ini tetap relevan sebagai perekat sosial yang menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan inklusivitas dalam setiap aspek kehidupan, kita dapat membangun masyarakat yang harmonis dan kuat.” Ucapnya dalam menutup kegiatan sosialisasi tersebut. (Ger)