JABAR – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI Tahap ke 3 pada tanggal 29 Agustus 2023 yang bertempat di Kec Bogor Barat Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam sosialisasinya ini, Syarif Hasan sapaanya menjelaskan tentang Pengaruh Integrasi Internasional (Globalisasi) terhadap 4 Pilar MPR RI sebagai dasar – dasar negara.
“Globalisasi merupakan sebuah integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia yang mengikuti perkembangan zaman. Secara general, globalisasi adalah proses masuknya budaya, adat, politik, ekonomi dan lainnya ke ruang lingkup dunia. Globalisasi diambil dari kata globalizatioan yang mana global artinya dunia, sedangkan lization artinya proses. Proses globalisasi timbul dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Istilah “globalisasi” mulai popular digunakan pada tahun 1980-an, yang mencerminkan kemajuan teknologi yang mempermudah dan mempercepat penyelesaian transaksi internasional, baik arus perdagangan maupun keuangan pada saat itu. Globalisasi mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya perubahan dunia”. ujarnya kepada peserta yang hadir.
“Globalisasi bisa menjadi peluang dan tantangan bagi sebuah negara, salah satunya Indonesia. Globalisasi juga memiliki dampak positif maupun negatif bagi bangsa dan negara.”
Setelah menyampaikan pandangannya tentang gambaran umum globalisasi, Syarif Hasan kemudian menjelaskan tentang dampak globalisasi terhadap Empat pilar MPR RI yang merupakan dasar – dasar dari sebuah negara.
“Salah satu tantangan yang sangat sulit dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan bagi generasi penerus bangsa yang akan menjadi tonggak berdirinya negara ini. Yang kita harapkan adalah kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah di tuangkan para pejuang bangsa pada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Ketahanan 4 pilar MPR RI atau dasar – dasar negara kembali di uji ketika dunia masuk pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif yang masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan bangsa melalui media informasi yang dapat di jangkau oleh seluruh anak bangsa.” Jelasnya.
“Era globalisasi ini banyak memunculkan berbagai macam teknologi modern yang mendatangkan budaya luar masuk ke Indonesia dan menjadi suatu hal yang bisa di ikuti oleh setiap kalangan hingga menyebabkan tidak adanya batasan yang seakan memudar di karenakan terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga saat ini kebanyakan masyarakat tumbuh di atas kepribadian bangsa asing. Hal seperti ini menunjukan hilangnya jati diri bangsa yang sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur dasar negara kita.”
Syarif Hasan kemudian menjelaskan tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal ika sebagai filter dalam menangkal pengaruh negatif globalisasi terhadap 4 Pilar MPR RI
“Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika memiliki peranan yang sangat penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai yang dibawa oleh globalisasi ini. Kita perlu untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman tetapi Pancasila dan dasar negara lainnya diperlukan untuk mempertahankan nilai budaya yang asli. Pancasila dan dasar-dasar negara dapat di gunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian di sesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan yang ada. “
Dalam penutupnya, Syarif Hasan meminta kepada seluruh lapisan masyarakat yang hadir untuk bisa menjaga 4 pilar MPR RI dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan bernegara
“Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya harus tetap menjaga dan melestarikan Pancasila, UUD 1946, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dengan cara menerapkan dan menjalani nilai-nilai tersebut, memahami apa pentingnya serta menanamkan pada diri sendiri bahwa Pancasila dan dasar negara kita lainnya merupakan jati diri bangsa yang harus di pertahankan kekokohannya.” pungkasnya (ger)