CNNBanten.id – Meroketnya harga minyak curah maupun minyak goreng kemasan sejak tiga pekan terakhir ini banyak mencubit pedagang tak hanya pedagang, tapi juga konsumen.
Secara bertahap, kenaikan harga minyak goreng semakin menjadi-jadi hingga mencapai kisaran Rp39.000 – 40.000 per dua liter. Atau masih dikisaran Rp 19 – 20 ribu per liternya. Harga itu terpantau di dua pasar yakni, Pasar Gudang Tigaraksa dan Pasar Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Penyebab kenaikan harga yang signifikan itu lantaran ada beberapa faktor, diantaranya faktor global dan faktor di dalam negeri.
Hal itu di ungkapkan oleh Kepala Seksi Barang Kebutuhan Pokok, Barang Penting, dan Logistik pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Apit Rosadi. Dia mengatakan, bahwa faktor global dan dalam negeri jadi salah satu penyebab naiknya harga minyak curah.
Berdasarkan informasi, kenaikan tersebut disebabkan karena harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Internasional yang mencapai di atas 1.400 dollar Amerika Serikat per metrik ton, dan bahan pokok yang berkurang jadi alasan naiknya harga minyak goreng.
“Itu minyak goreng, kalau kita informasi itu, CPO-nya naik, kursnya naik, sama bahan pokoknya yang berkurang. Kenapa dia naik, itu alasannya, berdasarkan informasi yah. Kita gali informasi itu,” ungkapnya Apit Rosadi, kepada wartawan, Rabu, (24/11/21).
Kenaikan itu, kata Apit Rosadi, pihaknya maupun pemerintah daerah tidak bisa mengendalikan harga. Menurutnya, harga minyak goreng naik atau tidaknya ditentukan oleh produsen domestik dan harga CPO yang naik.
Kendati demikian, menurut Apit, bukan soal harga naik yang harus di persoalkan namun lebih dari itu, ketersediaan setok yang harus dijaga dan tetap ada.
“Yang di khawatirkan itu setok, kalau harga naik mau tidak mau ya kita terpaksa, kita mengendlikan juga gak bisa, kan itu barang dari luar,” ujarnya.
Selain itu, dia juga tidak bisa mengintervensi karena produksinya itu tidak ada disini. Dia mengatakan bahwa beberapa produk yang ada di seluruh wilayah khususnya di Kabupaten Tangerang sendiri, ketersediaan barang didatangkan dari luar.
Agar tidak ada kelangkaan barang komoditas penting, dirinya melalui kementerin ketahanan pangan akan melakukan koordinasi penuh demi menekan kelangkaan.
“Kita akan coba koordinasi ke pihak terkait dalam hal ini, semoga aja tidak ada kelangkaan, biasanya harga kebutuhan meroket barang itu pasti akan langka,” imbuh dia.
“Bahan pokok kan itu sawit, berkurang kan, jadi pengaruhnya bahan pokok CPO pun akan naik, disitu harga minyak juga bakal naik,” tukasnya. (Basri)