Home / Banten Raya / Berkah Saat Pandemi, Pria Kabupaten Lebak Sukses Bertani Pisang Cavendish

Berkah Saat Pandemi, Pria Kabupaten Lebak Sukses Bertani Pisang Cavendish

CNNBanten.id – Kusnaedi tidak berdiam diri melihat banyak lahan tidur di tanah kelahirannya, Kabupaten Lebak. Apalagi pada masa pandemi Covid-19, banyak warga yang pendapatannya turun. Bahkan kehilangan pekerjaan.

Akhirnya pria berumur tiga puluh tahunan ini memberanikan diri mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tersebut. Kemudian mendiskusikan jenis usaha yang paling cocok atau paling mudah dikelola petani di kampung.

Setelah mencari informasi dari berbagai mitra kerjanya di Jakarta tentang peluang usaha dan prospek pasarnya yang cerah, pria yang akrab disapa Engkus mencetuskan ide menanam pisang cavendis. Para petani di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak pun siap mendukung ide Engkus yang saat ini masih berprofesi sebagai jurnalis. Apalagi petani kampung sudah terbiasa menanam pisang. Mereka tinggal ditambah pengetahuan dan keahliannya.

“Saya beranikan diri karena peluang pasarnya bagus. Sebelum buka lahan, saya cari segmen usaha dan pasarnya. Ternyata pisang cavendish yang cocok. Mudah ditanam dan sudah ada yang sanggup membeli hasil panennya,” ungkap Engkus.

Ada yang sanggup beli hasil panen hingga puluhan ton untuk dipasarkan di wilayah Jabodetabek, almunus UIN Sultan Malana Hasanuddin Banten ini semakin bersemangat mencari lahan. Singkat cerita, dia bersama Kelompok Tani Sumber Rejeki mendapatkan hak guna usaha lahan seluas 125 hektare di Desa Cileles, Kecamatan Cileles, Lebak dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami tanami secara bertahap. Awal tahun mulai dari satu hektare hingga saat ini sudah sepuluh hektare. Target kami lahan akan terus diperluas lagi dan ditanami pisang supaya dapat memenuhi permintaan pasar,” ungkapnya.

Sekitar dua bulan lagi, lanjut dia, akan panen perdana. Dia memprediksi satu hektare lahan bisa panen kurang lebih 40 ton. Satu hektare ditanami 2.000 pohon dengan jarak 2 x 2 meter. Ada juga yang satu hektare ditanami 1.600 pohon dengan jarak 2 x 3 meter.

“Belum panen, pembeli sudah ada, sudah antre. Soal harga, pastinya setelah panen nanti,” ungkapnya.

Engkus bersama kelompok taninya mengaku masih tahap belajar. Namun untuk konsep pertanian dan pengembangan usahanya sudah dipersiapkan. Mulai dari menanam, merawat, memanen, mencuci, mengemas, hingga menjual ke penampung. “Usaha ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat kampung,” ungkap Engkus.

Tak hanya itu, pria plontos yang pernah aktif di organisasi mahasiswa pecinta alam ini bersama kelompok taninya akan menyulap kebun pisang menjadi destinasi wisata pertanian dan wisata alam. (gun)

About admin

Check Also

Taruni Adelia dari SDN Periuk 6 Juara Lomba Mewarnai Peta Informasi Geospasial Tingkat Kota Tangerang

TANGERANG – SD Negeri Periuk 6 menjadi juara lomba “Mewarnai Peta Informasi Geospasial tahun 2024” ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!