CNNBanten.id – Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo memastikan telah menyampaikan persoalan dugaan pencemaran Sungai Cisadane oleh sejumlah industri di Kelurahan Panunggangan Utara, ke Komisi IV.
Bahkan ia telah meminta Komisi IV untuk mengagendakan inspeksi mendadak (sidak) bersama DLH dan aktivis lingkungan. “Sudah saya sampaikan ke Komisi IV. Kita juga masih menunggu hasil uji lab dari dinas dan temen-temen Banksasuci. Nanti tunggu kabar saja dari Komisi IV,” ujar Gatot kepada CNNBanten.id, Selasa (29/6/2021).
Politisi PDI Perjuangan ini juga meminta DLH bisa bersinergi dengan kalangan aktivis lingkungan, termasuk insan pers dalam melakukan pengawasan. Itu agar menepis anggapan negatif dari publik terhadap kinerja DLH selama ini.
“Kami minta Dinas LH juga bisa sinergi dengan teman-teman aktivis dan pers. Kalau mereka (DLH,red) turun, ya ajaklah mereka. Jadi minimal saling memberikan kontribusi positif dalam hal menjaga kelestarian Sungai Cisadane ini. Karena Sungai Cisadane ini juga sumber penghidupan masyarakat,” imbuhnya.
Tunggu 14 Hari
Sementara Sekretaris DLH Kota Tangerang Eni Nuraeni memastikan pihaknya telah mengambil sampel untuk dua outlet yakni milik PT Tifico Fiber Indonesia (TFI) dan PT Yuasa Battery Indonesia (YBI).
Dari hasil uji sementara menggunakan pH meter menunjukkan pH air limbah PT YBI yakni 7,2. Sementara PT TFI 7,3.
“Hasilnya masih memenuhi baku mutu lingkungan sesuai dengan Permen (Peraturan Menteri LHK) nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu,” ujarnya Eni.
Eni juga memastikan, bahwa hasil uji lab secara keseluruhan baru akan keluar 14 hari mendatang. “Jadi kalau pH meter itu sifatnya sementara. Kita tunggu 14 hari ke depan seperti apa hasil labnya,” katanya.
Lebih jauh Eni juga mengaku sejatinya ingin menggandeng kalangan aktivis lingkungan dalam kegiatan verifikasi yang dilakukan di tiga titik lokasi outlet milik pabrik yang diduga membuang limbah jenis bahan berbahaya dan beracun (B3), namun terbentur surat perintah.
“Jadi bukan kami tertutup atau tidak transparan. Jadi karena surat perintahnya untuk tim, jadi kita nggak ngajak. Apalagi ini kan masih dugaan ya. Tapi ini masukan positif buat kami,” tandasnya.
Ada Kejanggalan
Direktur Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) Ade Yunus menilai ada kejanggalan perihal pernyataan DLH yang menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan sementara pH sampel air yang diambil dari sejumlah outlet milik industri yang diduga melakukan pencemaran masih diambang batas wajar.
“Kalau pernyataan Dinas LH dari hasil pH meter di dua titik outlet antara 7,2 sampai 7,3. Itu nyaris mendekati pH Aqua (merek air mineral,red) mencapai 7,5. Masa iya, air limbah bisa mendekati pH air mineral, kan jadi aneh ada limbah yang bisa langsung diminum,” tandasnya.
Lebih jauh Ade meminta DLH mengecek Pb atau timbal dan mercury. Khusunya industri pengolah Aki. Ia juga berharap hasilnya diumumkan terbuka juga seperti hasil pH. “Terkait pH, nanti kami akan turun kembali melakukan uji pH sebagai pembanding,” imbuhnya.
Seperti diketahui, sejumlah pabrik di sepanjang bantaran Sungai Cisadane yang berada di wilayah Kelurahan Panunggangan Utara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang diduga membuang limbah cair ke sungai.
Ini berdasarkan hasil patroli rutin yang dilakukan sejumlah aktivis lingkungan dari Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) di sepanjang Sungai Cisadane, mulai dari wilayah Kelurahan Panunggangan Barat hingga Panunggangan Utara, Rabu (23/6/2021). (dra)