CNNBanten.id – Kasus pemerkosaan yang dilakukan 7 remaja terhadap gadis belia berinisial OR (16) hingga tewas, usai dicekoki pil excimer mendadak viral di Tangsel.
Bahkan kejadian itu, menjadi salah satu rentetan terbaru dari beberapa kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di kota yang pernah menyabet gelar sebagai Kota Layak Anak (KLA) sebanyak tiga kali itu.
Kepala DPM3AKB Tangsel Khairati mengatakan, dirinya prihatin dengan kejadian tersebut. Dimana kasus ini menjadi perhatian semua bahwa masih terjadi hal-hal yang membuat miris.
“Kurangnya pengetahuan masyarakat, pengawasan keluarga menjadi bahan evaluasi kita bersama untuk selalu melakukan sosialisasi kepada semua lapisan sehingga kejadian seperti ini tidak terulang,” katanya usai dikonfirmasi terkait kasus tersebut melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (17/6/2020).
Dia juga menuturkan, akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian bersama UPTD P2TP2A Tangsel untuk perkembangan terkait kasus ini, dan mendorong proses hukum kepada para pelaku.
Disinggung terkait penghargaan KLA dengan kasus ini, Khairati menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan dan meningkatkan sejumlah program kegiatan dalam upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap anak.
“Kami konsen pada jumlah kasusnya agar berkurang. Karena tidak mungkin menghilangkan kasus kekerasan terhadap anak. Namun harus terus menangani seluruh kasus kekerasan terhadap anak secara terpadu dan tuntas,” tegasnya.
Ditambahkannya, dalam program KLA, bukan berarti harus zero kasus anak, tapi upaya pencegahan yg optimal dan 100% kasus anak yang ada harus tertangani secara terpadu bersama OPD, instansi terkait dan masyarakat. (aul)