CNNBanten.id – Kepemilikan unit laboratorium pengujian spesimen atau polymerase chain reaction (PCR) virus Covid-19 menjadi persoalan serius di tengah pandemi Corona yang kian masif.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah mengajukan pengadaan laboratorium unit PCR keliling yang harganya sekitar Rp8 miliar.
“Bukan hanya Tangsel, ini masalah se-Indonesia, PCR ini sesuatu yang baru juga, daerah belum semuanya siap,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendarlin Mahdaniar kepada wartawan, belum lama ini.
Dijelaskan Allin, butuh modal yang besar untuk bisa mengadakan PCR, termasuk di Labkesda Kota Tangsel. “Memang sudah ada PCR di sana tapi masih terbatas. Sehari hanya mampu 50 sampai 100 sampel saja,” jelasnya.
Sementara sampel yang dikirim dari puskesmas saja, Allin bilang, bisa dapat 300 spesimen sehari. Artinya Labkesda tidak bisa mengerjakannya sendiri.
“Beruntung ada laboratorium pemerintahan yang baik hati membantu kita. Contohnya mikro UI, kita bisa kirim sampel 50 per hari kesana. Litbangkes 100 sampel per hari. Terus laboratorium kesehatan daerah Provinsi Banten sehari kita bisa kirim 100 sampel. Terus ke BPPTKL di Bambu Apus 100 sampel juga per hari,” papar Allin.
Semua ini karena kendalanya gratis, sedangkan uji PCR itu harus antre sehingga hasilnya baru keluar selama 7-14 hari. Selain itu kemarin Labkesda juga sempat kehabisan reagen. Dan barang tersebut diketahui kini sudah mulai langka.
“Kalau duit ada buat beli bahkan sudah pesan di awal. Memang belum siap dan ini juga dialami seluruh daerah di Indonesia,” tutupnya.(aul)