CNNBANTEN.ID SERANG – Aksi empat kader aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tergabung dalam Badko HMI yang melakukan aksi membentangkan spanduk di Rumah Dinas Gubernur Banten, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Serang Kamis (9/5/2019) sore dinilai tidak etis dan tak mencerminkan sosok intelektual.
Apalagi aksi yang membentangkan spanduk bertuliskan “Kanda – Yunda !!! Jangan Bungkam Kami #Save Indenpendensi HMI” itu hanya dilakukan 4 orang saja dengan menutup mulut dan saat bersamaan bertepatan dengan acara buka bersama yang diadakan oleh KAHMI Banten dan beberapa kader HMI lainnya bersama Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Tak pelak, aksi tersebut mendapat kritik dan kecaman dari aktivis Banten, Rizwan. Dirinya menyayangkan aksi keempat anggota HMI tersebut karena tidak mengedepankan nilai-nilai etika. “Sebagai warga Banten, saya merasa prihatin terhadap para mahasiswa sebagai kaum intelektual yang telah mempertontonkan aksi yang kurang menjaga nilai-nilai etika. Sebab, rumah dinas kan ruang privat tapi kenapa malah dijadikan tempat aksi oleh mahasiswa,” ujar Rizwan terheran-heran.
Rizwan juga tak habis pikir, bahwa kader HMI yang biasa kritis dan mengerti etika akan menggelar aksi yang seolah-olah ingin viral saja. “Padahal kita ketahui bahwa di dalam rumah dinas sedang berlangsung acara silaturahmi buka puasa bersama ratusan kader HMI dan seniornya KAHMI. Juga diisi oleh sesi diskusi membedah persoalan Banten. Kenapa tidak gabung dan bertukar pikiran langsung dengan Gubernur Banten, yang sudah begitu terbuka menerima saran dan kritik membangun,” ungkap Rizwan.
Rizwan berharap, selayaknya kaum intelektual akan mengedepankan jiwa akademis untuk melakukan aksi demi perjuangan kepada masyarakat. “Kedepankanlah nilai-nilai etika, apalagi mahasiswa sebagai kaum intelektual sepatutnya mempertontonkan kualitas pemikirannya yang elegan,” tutur Rizwan.
Terpisah, Ketua KAHMI Banten Udin Saparudin saat disinggung mengenai pelaksanaan buka puasa bersama yang digelar di rumah dinas Gubernur Banten, lanjut Udin, sangat lumrah melihat sosok Wahidin Halim yang tidak lain merupakan penasehat dari KAHMI Provinsi Banten.
Hal itu juga sejalan dengan tradisi kearifan lokal silitaruhahmi ketakdziman, dan sebuah keharusan dilakukan. “Istilahnya pamali kalau ngelawan dengan orang tua,” katanya.
Dirinya juga mengatakan, Wahidin Halim sebagai pembina dari Kader HMI, tidak anti kritik terhadap segala sesuatu dan masukan yang sifatnya membangun Provinsi Banten agar bisa lebih baik lagi kedepan. “Pada prinsipnya, kebebasan berfikir tetap kita junjung tinggi nilai-nilainya. Namun yang sifatnya konstruktif, bukan yang bersifat memojokan,” kata Udin.
Menurutnya, KAHMI dan HMI memiliki semangat yang sama, yaitu semangat kebangsaan dan keislaman. Keduanya akan selalu mempertahankan agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin, yang berpatokan pada Alquaran dan hadits, Namun pada sisi lain, lanjut Udin, semangat ke-Indonesiaan adalah mempertahan kebangsaan mempertahankan nilai-nilai nasionalisme. (Duy)